Gempa Melukai Belasan Warga Sorong dan Manokwari
Liputan6.com, Sorong: Kota Sorong dan Manokwari di Papua, sejak Sabtu (3/1) malam terus menerus diguncang gempa. Pusat gempa berada di dalam laut, tepatnya dekat pantai utara Papua yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Kota Manokwari. Gempa terbesar tercatat mencapai 7,6 skala Richter, tadi pagi.
Di Sorong, sebagian warga tak berani tinggal di dalam rumah. Bahkan, pasien di rumah sakit Sele Be Solu harus dirawat di luar ruangan karena takut bangunan bakal ambruk. Beberapa di antara yang dirawat adalah mereka yang luka terkena bangunan yang roboh akibat gempa. Tercatat 13 warga terluka dan sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa.
Sedangkan di Manokwari, gempa telah mengakibatkan tujuh orang terluka. Lima di antaranya adalah tamu Hotel Mutiara yang roboh. Kerusakan akibat gempa tercatat dua hotel dan 10 rumah roboh. Tiga hotel lain, rumah dinas bupati, kantor gubernur, sebuah masjid, dan sebuah supermarket rusak berat. Sampai saat ini pengungsi di Manokwari mencapai 750 orang dan ditampung di lapangan bola Kodim setempat.
Selain itu, warga Sorong dan Manokwari yang tinggal di pesisir dikabarkan sempat panik karena ada isu tsunami. Mereka memilih keluar rumah dan mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Namun, Badan Meteorologi dan Geofisika menyatakan potensi tsunami tidak terbukti. Sampai kini tercatat lebih dari 20 kali gempa susulan dengan kekuatan rata-rata 5 sampai 6 SR terus terjadi.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
Gempa Susulan Masih Terjadi
Liputan6.com, Sorong: Warga Kota Sorong dan Manokwari di Papua Barat, Ahad (4/1), masih syok akibat sejumlah gempa susulan yang mengguncang. Tak heran jika sebagian warga Sorong memilih mengungsi ke halaman Kodam yang lebih tinggi dari kawasan sekitarnya. Maklum, sebelumnya Badan Meteorologi dan Geofisika sempat mengingatkan potensi tsunami pascagempa .
Di Manokwari, seorang bocah dilaporkan tewas tertimbun reruntuhan rumahnya. Selain itu, belasan warga terluka. Sejumlah bangunan yang rusak parah antara lain Kantor Gubernur Papua Barat, Hotel Mutiara, serta sebuah masjid di Kampung Makasar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung menugaskan tiga menteri ke Papua Barat untuk segera membantu korban. Hingga petang ini sejumlah gempa kecil susulan masih terjadi.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
Dua Kelompok Warga Bentrok
Di Sorong, sebagian warga tak berani tinggal di dalam rumah. Bahkan, pasien di rumah sakit Sele Be Solu harus dirawat di luar ruangan karena takut bangunan bakal ambruk. Beberapa di antara yang dirawat adalah mereka yang luka terkena bangunan yang roboh akibat gempa. Tercatat 13 warga terluka dan sejauh ini belum ada laporan tentang korban jiwa.
Sedangkan di Manokwari, gempa telah mengakibatkan tujuh orang terluka. Lima di antaranya adalah tamu Hotel Mutiara yang roboh. Kerusakan akibat gempa tercatat dua hotel dan 10 rumah roboh. Tiga hotel lain, rumah dinas bupati, kantor gubernur, sebuah masjid, dan sebuah supermarket rusak berat. Sampai saat ini pengungsi di Manokwari mencapai 750 orang dan ditampung di lapangan bola Kodim setempat.
Selain itu, warga Sorong dan Manokwari yang tinggal di pesisir dikabarkan sempat panik karena ada isu tsunami. Mereka memilih keluar rumah dan mengungsi ke wilayah yang lebih tinggi. Namun, Badan Meteorologi dan Geofisika menyatakan potensi tsunami tidak terbukti. Sampai kini tercatat lebih dari 20 kali gempa susulan dengan kekuatan rata-rata 5 sampai 6 SR terus terjadi.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
Gempa Susulan Masih Terjadi
Liputan6.com, Sorong: Warga Kota Sorong dan Manokwari di Papua Barat, Ahad (4/1), masih syok akibat sejumlah gempa susulan yang mengguncang. Tak heran jika sebagian warga Sorong memilih mengungsi ke halaman Kodam yang lebih tinggi dari kawasan sekitarnya. Maklum, sebelumnya Badan Meteorologi dan Geofisika sempat mengingatkan potensi tsunami pascagempa .
Di Manokwari, seorang bocah dilaporkan tewas tertimbun reruntuhan rumahnya. Selain itu, belasan warga terluka. Sejumlah bangunan yang rusak parah antara lain Kantor Gubernur Papua Barat, Hotel Mutiara, serta sebuah masjid di Kampung Makasar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung menugaskan tiga menteri ke Papua Barat untuk segera membantu korban. Hingga petang ini sejumlah gempa kecil susulan masih terjadi.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)
Dua Kelompok Warga Bentrok
Metrotvnews.com, Ambon Minggu 04 Januari 2009 Pukul 11.15 Wita: Dua kelompok warga di Kota Ambon, Maluku, terlibat bentrokan. Keributan ini merupakan buntut perkelahian antarwarga di desa asal mereka, di Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Sejauh ini belum diperoleh kabar mengenai korban akibat bentrokan tersebut.
Bentrokan terjadi di kawasan Galunggung, Desa Batu Merah, Kota Ambon. Keributan dapat diredam setelah dua peleton pasukan tambahan dari Kepolisian Resor Ambon dan Pulau-pulau Lease, datang melerai. Warga yang membawa senjata tajam pun ditangkapi polisi. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dan warga.
Polisi mengejar dua kelompok warga yang saling serang dengan menggunakan senjata tajam. Polisi sempat kewalahan karena lokasi bentrokan berada di lorong permukiman. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ambon Ajun Komisaris Polisi Andreas Deddy Wijaya mengatakan, bentrokan ini merupakan buntut tawaran kelompok pemuda dari dua desa berbeda di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Untuk mencegah bentrok susulan, kini, sejumlah polisi disiagakan di tempat kejadian perkara.(DSY)
0 komentar:
Posting Komentar