Ibu Diana Geriana dilahirkan di Sampit Kalteng, Kota Waringin Timur, 31 Desember 1953, dengan suami Benidiktus Jandon dengan 2 putri dan 2 putra yaitu Margareta Sekunda Jandon, Lorensia Sibuk Jandon, Lidya Pascalina Jandon dan Y P Junior Jandon, Ibu Diana Griana memulai karir sebagai seorang Perawat sekitar bulan Juni tahun 1981 bertugas sebagai perawat diruang Bayi, Obsetri (kebidanan), Bakung timur dan Bakung Barat, Poli THT , Ruang Teratai ( Interne) kemudian Nusa Indah, Lely dan terakhir di ruang Geriatri ( lanjut usia ) sukaduka yang dialami selama mengabdi sebagai seorang perawat ,menjadi kebanggaan tersendiri dimana beliau pernah membantu merawat seorang suami istri yang mengalami stroke dimana sang suami An. Hadi Kurniawan , 62 Th telah 7 tahun terserang stroke dan istrinya An KO.Kornojawati baru 2 tahun terserang stroke dibawah pengawasan Dr Thomas Eko, SpS, sebagai seorang individu tentunya tidak terlepas dari proses kehidupan baik dilingkungan keluarga dimasyarakat seperti kejadian yang pernah dilalui dalam hidupnya dimana menjadi ujian dari tuhan kejadian meninggalnya putri kandung kesayangan dan orang tua beliau dimana saat itu ibu Diana Griana masih diselamatkan tuhan sehingga bisa melanjutkan pengabdiaanya sampai saat ini kejadian tersebut bermula dari beliau bersama putri dan orang tuanya akan pergi ke gereja namun musibah dialaminya berupa kecelakaan di Perumnas Monang Maning kejadian tersebut terjadi sekitar 3 Maret 1990, dimana dalam kejadian tersebut ibu Diana selamat namun putri dan orang tuanya tidak terselamatkan, pengalaman tersebut merupakan bagian kehidupan menjadi simpul simpul kehidupan yang pernah dialami dan masih banyak pengalaman lainnya yang menggembirakan dalam pengabdian sebagai seorang perawat di RSUP sanglah.
Kesan kesan dari rekan sejawat :
Dewa Ayu Windawati, rekan perawat di ruangan Gandasturi RSUP Sanglah Denpasar mengatakan '' ibu Diana orangnya sangat baik dan kita saksikab bersama sampai akhir dinas pengabdianya dilakukan dengan pengabdian yang tekun dan tidak pernah mengeluh beliau tetap semangat dalam merawat pasien, beliau tidak prnah merasa jijik dalam merawat pasien dan tidak memandang status sosial serta sangat jujur .
Selamat menjalani Purnabhakti
Pengabdianmu kami kenang selalu
Semoga dalam tahun baru 2010 tuhan memberi kasihnya dan damai
0 komentar:
Posting Komentar