OLEH
Klp. 2B Semester VII
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2010
1. Pengertian dementia
Demensia adalah penyakit degeneratif dan progresif pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada neuron serta mengakibatkan gangguan memori berpikir dan tingkah laku (Sylvia A Price, 2006).
Demensia merupakan sindrom yang ditandai oleh ganguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran (Arif Manjoer, 2000)
Demensia adalah suatu sindrom yang dikarakteristikkan dengan adanya kehilangan kapasitas intelektual, melibatkan tidak hanya ingatan, namun juga kognitif, bahasa, kemampuan visual dan kepribadian. Kelima komponen tersebut tidak harus terganggu seluruhnya, namun pada sebagian besar kasus, kelima komponen ini memang terganggu dalam derajat yang bervariasi (Gallo, Joseph J : 1998).
Demensia adalah suatu kondisi konvusi kronik dan kehilangan kemmapuan kognitif secara global dan progresif yang dihubungkan dengan masalah fisik (Watson, Roger : 2003).
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/ memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brockle Hurst & Allen, 1987 dalam Darmojo : 2004).
2. Penyebab dementia
Keadaan yang secara potensial reversible atau bisa dihentikan, untuk mengingat berbagai keadaan tersebut telah dibuat suatu “jembatan keledai” sebagai berikut :
· D : Drugs ( obat-obatan )
· E : Emotional ( gangguan emosi, misal : depresi, dll )
· M : Metabolik/ endokrin
· E : Eye & Ear ( disfungsi mata dan telinga )
· N : Nutrisional
· T : Tumor & trauma
· I : Infeksi
· A : Arteriosklerotik ( komplikasi penyakit aterosklerosis, misal : infark miokard, gagal jantung, dll ) dan alcohol
Keadaan yang secara potensial teversible atau bisa dihentikan :
· Intoksikasi ( obat, termasuk alkohol, dll )
· Infeksi susunan syaraf pusat tumor otak, stroke
· Gangguan metabolik
· Gangguan nutrisi
· gangguan vaskuler ( dementia multi infark )
· Lesi desak ruang
· Hidrocephalus bertekanan normal
· Depresi (Pseudo - dementia depresif )
( Mangoen Prasodjo: 2004 )
3. Gejala- gejala dementia
a. Demensia Alzheimer : Tidak mampu menyebut kata yang benar, mudah lupa,berlanjut dengan kesulitan mengenal benda dan akhirnya tidak mampu menggunakan barang-barang sekalipun yang termudah.
Stadium demensia Alzheimer terbagi atas 3 stadium, yaitu :
· Stadium I : gejala gangguan memori, berhitung dan aktifitas spontan menurun
· Stadium II : Disorientasi,gangguan bahasa (afasia),penderita mudah bingung,penurunan fungsi memori lebih berat sehingga penderita tak dapat melakukan kegiatan sampai selesai, tidak mengenal anggota keluarganya tidak ingat sudah melakukan suatu tindakan sehingga mengulanginya lagi, ada gangguan visuospasial, menyebabkan penderita mudah tersesat di lingkungannya, depresi berat
· Stadium III :Penderita menjadi vegetative, tidak bergerak dan membisu, daya intelektual serta memori memburuk sehingga tidak mengenal keluarganya sendiri, tidak bisa mengendalikan buang air besar/ kecil, kegiatan sehari-hari membutuhkan bantuan ornag lain, kematian terjadi akibat infeksi atau trauma.
- Demensia Vaskuler
Gejala depresi lebih sering dijumpai pada demensia vaskuler daripada Alzheimer
4. Penatalaksanaan dementia
a. Farmakologis
Pada dementia reversible ditekankan pada pengobatan kausal misalnya pada hipo/hipertiroiditi,defisiensi vitamin B12,intoksifikasi,ensefalopati metabolic.
Pada alzeimer pengobatan bertujuan untuk menghentikan progresivitas penyakit.
b. Non farmakologis
Penatalaksanaan nonfarmakologis ditujukan untuk keluarga yang dapat dilakukan dengan :
1. Merancang program harian penderita
- Latihan fisik untuk mengacu aktivitas fisik dan otak
- Asupan gizi seimbang
- Mencegah factor resiko penyebab pemberat penyakit (hipertensi,DM,merokok dan gangguan vaskuler)
- Laksanakan hobi dan aktivitas sesuai kemampuan
- Melaksanakan “LUPA” (Latih, Ulang,Perhatikan,dan Asosiasi)
- Tingkatkan aktivitas saat siang hari, tempatkan pada ruang yang cukup pencahayaannya.
2. Orientasi realitas
- Penderita diingatkan waktu dan tempat
- Beri tanda khusus untuk tempat tertentu seperti kamar mandi
- Pemberian stimulasi melalui latihan / permainan misalya permainan monopoli, kartu, mengisi TTS menciptakan lingkungan yang familiar, aman, dan tenang. Hindari keadaan yang membingungkan dan menimbulkan sters dan berikan kelaluasaan bergerak.
3. Modifikasi perilaku
- Observasi perilaku penderita dan mencari factor prncetusnya
- Memberikan informasi yang benar kepada pengasuh
- Membuat rencana kerja dengan melibatkan keluarga.
5. Pencegahan
Dementia perlu dikenali dan dipahami cara pencegahannya melalui pola hidup sehat seperti makan dengan gizi seimbang, cukup istirahat dan olah raga, tidak merokok dan lain-lain agar pada saatnya nanti para usia lanjut tidak segera mengalami kepikunan dan masih dapat mandiri bahkan produktif. Selain itu, kemungkinan dementia dapat dicegah dengan menjaga ketajaman daya ingat dan senantiasa mengoptimalkan fungsi otak (Dwi Nurviyandari, 2007)
0 komentar:
Posting Komentar